WeLcome To My BLog

My self

Foto saya
Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia

Selasa, 20 Juli 2010

ADAM and HAWA

“Apakah Hawa Penyebab Terusirnya Nabi Adam dari Surga?”
(Study komparatif antara kitab suci Al-Qur’an dengan kitab suci Perjanjian Lama (Taurat))

Dalam kesempatan ini saya berusaha untuk menganalisa kembali tentang ‘apakah benar bahwa Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga?”, dengan mengadakan perbandingan antara dua kitab suci yaitu al-Qur’an dan Perjanjian Lama (Taurat). Mungkin sebagian menganggap hal ini merupakan permasalahan yang telah usang. Namun bagi saya tidak ada salahnya kita kembali menganalisanya masalah tersebut. Benarkah Hawa sebagai penggoda yang menyebabkan Nabi Adam berbuat dosa (dosa di sini ialah melakukan yang sebaiknya ditinggalkan atau istilah lainnya ialah tarkul aula (meninggalkan yang utama untuk kemaslahatan), bukan dosa dalam artian berbuat haram karena di surga sana belum terdapat taklif untuk manusia) dan akhirnya terusir dari surga?


Namun sebelum memasuki pembahasan, terlebih dahulu terdapat satu pertanyaan yang harus kita jawab sebagai prolog untuk memasuki pembahasan pokok, sehingga permasalahan menjadi lebih transparan.

Pertanyaan: “Apakah sejak semula Adam diciptakan untuk tinggal di muka bumi, atau untuk tinggal di surga?”

Jawab: Sejak semula Nabi Adam dan Hawa (manusia) telah diciptakan Tuhan untuk tinggal di bumi, bukan untuk tinggal di surga, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah 30 yang berbunyi:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”<

Dalam ayat di atas ungkapan “Fil Ardhy” yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah “di muka bumi”. Dalam ayat tadi, Allah swt telah mengatakan kepada para malaikat bahwa Dia hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan tidak mengatakan untuk tinggal di surga. Hal itu terjadi terjadi sebelum penciptaan Nabi Adam dan Hawa, yang akhirnya para malaikat protes kepada Allah swt tentang hal itu, namun Allah swt memberikan jawaban kepada mereka bahwa Dia lebih mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh para malaikat. Perihal ini dapat anda lihat dalam lanjutan ayat di atas.

Namun, sebelum turun ke muka bumi, Allah telah menempatkan Adam dan Hawa di surga untuk ditraining dan diuji sebelum memasuki kehidupan dunia yang tentunya lebih sulit dibanding kehidupan di surga tersebut. Ujian serta training tersebut sebagai bekal mereka dalam kehidupan di muka bumi. Di sisi lain, para ahli tafsir Qur’an mengatakan bahwa surga tempat Nabi Adam dan Hawa tinggal bukanlah surga setelah kiamat. Dengan alasan;

Pertama; Surga pasca Kiamat penghuninya akan kekal di dalamnya dan tidak akan keluar darinya, sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an seperti dalam surat Fath ayat 5, al-Hadid ayat 12, al-Mujadalah ayat 22, at-Taghabun ayat 9 dan lain sebagainya. Sementara surga yang ditempati oleh Nabi Adam dan Hawa, mereka tidaklah kekal di dalamnya, buktinya akhirnya mereka keluar dari surga tersebut.

Kedua; Syetan tidak dapat masuk ke dalamnya. Sementara surga Nabi Adam dan Hawa dapat dimasuki oleh syetan yang telah menggoda mereka.

Ketiga; Surga pasca Kiamat adalah yang disediakan sebagai balasan amal manusia, artinya surga adalah balasan untuk orang-orang yang telah berbuat baik. Namun surga Nabi Adam dan Hawa tidak seperti itu, sebelum mereka beramal (taklif) telah dimasukan ke dalam surga.

Keempat; Surga di akherat kelak bersifat bebas mutlak untuk para penghuninya. Dalam arti, tidak ada larangan sedikitpun, berbeda dengan surga Adam-Hawa dimana mereka dilarang untuk memakan buah Khuldi yang ada di surga tersebut.

Setelah menyelesaikan prolog di atas, marilah kita memasuki pembahasan pokok yaitu menjawab sebuah pertanyaan: “Apakah benar Hawa penyebab turunnya Adam dari surga?” dengan mengadakan study komparatif antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama .

Apabila kita merujuk ke kitab suci Al-Qur’an maka jawabannya ialah negative. Terdapat dalam beberapa surat yang telah menjelaskan penciptaan Nabi Adam dan Hawa dalam al-Qur’an, seperti dalam surat al-Baqarah dari ayat 34-38, an-Nisa ayat 1, al-A’raf, 19-24 dan Thoha ayat 115-122. Namun yang telah menjelaskan secara terperinci ialah terdapat dalam surat al-A’raf. Dimana dalam surat tersebut telah dijelaskan pula sebab terusirnya Nabi Adam dan Hawa dari surga. Dalam surat tersebut telah dijelaskan pula bahwa sumpah palsu syetan yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari surga. Allah swt telah menegur kedua-duanya (Nabi Adam dan Hawa) atas perlakuannya. Mari kita perhatikan kandungan ayat-ayat berikut ini, apakah dapat diambil kesimpulan bahwa Hawa sebagai penyebab turunnya Adam dari surga?:

“(dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(al-A’raf 19-22

Berdasarkan ayat di atas, sumpah palsu syetan dengan mengatakan kepada Adama dan Hawa bahwa sebab pelarangan Tuhan untuk memakan buah tersebut ialah, karena Tuhan tidak ingin mereka menjadi malaikat dan kekal di dalamnya. Tidak cukup di situ, bahkan syetan pun telah bersumpah dengan mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena demi kebaikan mereka berdua. Silahkan kembali cermati secara seksama ayat di atas!

Lebih jelas lagi terdapat dalam surat Thoha ayat 117-121 yang berbunyi:

“Maka Kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?“. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya Maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

Keterangan; Yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah Karena lupa dan dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, Karena tingginya martabat Nabi Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.

Mari kita bandingkan ayat di atas dengan yang terdapat dalam kitab perjanjian lama (Taurat) yang sudah terjadi banyak penyelewengan berkaitan dengan isinya, niscaya akan kita dapati bahwa jawabannya adalah positif, Hawa-lah penyebab terusirkannya Nabi Adam dari surga. Dalam kitab perjanjian lama dalam ‘bab penciptaan Adam dan Hawa’ telah dijelaskan bahwa Hawa sebagai penyebab diturunkannya Adam dari surga. Bahkan Tuhan menegur Adam kenapa mengikuti ucapan istrinya untuk memakan buah terlarang. Dengan kata lain, Hawa yang telah menyebabkan Nabi Adam melakukan kesalahan. Saya dapatkan hal ini dari terjemahan (edisi Arab dan juga edisi Persia) Perjanjian Lama. Namun saya yakin, edisi terjemahan kitab tersebut dapat dipertanggungjawabkan karena merupakan terjemahan resmi. Dan insyaAllah pemahaman saya dari terjemahan tersebut tidak akan melenceng dari isinya. Kurang lebih isinya seperti ini:

“Telah berkata ular kepada wanita (Hawa): “Kenapa telah memerintahkan Tuhan kalian untuk tidak memakan semua (buah) pepohonan surga? Lantas wanita (Hawa) tersebut menjawab pertanyaan ular; “Kami memakan buah-buahan pepohonan yang ada di surga. Namun dari buah pohon yang ada di tengah surga, Tuhan telah melarang kami untuk memakannya, dan kami tidak boleh mendekatiya karena kami akan mati. Ular berkata; “Kalian berdua tidak akan mati. Karena sesungguhnya Tuhan mengetahui bahwasanya setiap saat kalian memakan dari buah pohon itu, maka mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Tuhan, akan mengetahui kebaikan dan kejahatan. Wanita (Hawa) melihat buah pohon tersebut baik untuk dimakan dan enak dipandang. Maka ia mengambil dari buah pohon tersebut dan memakannya, ia memberikan buah pohon tersebut kepada suaminya (Adam), dan iapun (Adam) memakannya. Maka terbukalah mata mereka, dan ketika mereka mengetahui dalam keadaan telanjang maka mereka menyambungkan dedaunan dari pohon tin dan mereka membuat sarung untuk mereka berdua. Di saat itu terdengarlah suara Tuhan yang sedang berjalan di surga ketika mendekati sepoi-sepoi angin setelah zuhur. Maka bersembunyilah Adam dan Hawa dari wajah Tuhan di antara pepohonan surga. Lantas Tuhan memanggil Adam seraya berkata: “Dimana engkau? Adam menjawab: “Aku mendengar suara-Mu di surga, maka aku takut karena aku dalam keadaan telanjang , karena aku malu (telanjang) maka aku sembunyi. Tuhan berkata kepadanya (Adam): “Siapa yang telah memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engaku telah memakan buah yang telah Aku larang untuk tidak memakan darinya? Adam menjawab: “Tuhanku, wanita (Hawa) ini yang telah Engkau jadikan teman untukku yang telah memberikan buah dari pohon itu kepadaku lalu aku memakannya. Kemudian Tuhan berkata kepada wanita (Hawa): “Kenapa engkau melakukan hal ini?. Wanita (Hawa) menjawab: “Ular itu yang telah menipuku, lalu aku memakannya.” Kemudian Tuhan berkata kepada Ular: “Karena engkau telah melakukan hal ini, maka akan terlaknatlah (terusir) engkau dari seluruh binatang dan semua binatang melata. Engkau akan berjalan pada dadamu dan engkau akan makan tanah selama hidupmu…kemudian Tuhanpun berkata kepada wanita (Hawa): “Akan kuperbanyak rasa sakitmu, dan kehamilanmu, engkau akan melahirkan anak dengan rasa sakit dan engkau akan berada di bawah kekuasaan laki-laki (di bawah perintah laki-laki), serta ia akan menguasaimu. Dan berkata Tuhan kepada Adam: “Karena engkau telah menuruti ucapan istrimu, dan engkau telah memakan buah dari pohon yang telah aku larang untuk memakan darinya, maka setelah itu bumi terlaknat dalam pekerjaanmu, dengan susah payah engkau akan makan darinya pada seluruh hari-hari kehidupanmu…lantas Tuhan mengeluarkan Adam dari surga… ”.

Silahkan bandingkan dengan surat Thaha dari kitab suci al-Qur’an di atas! Dimana syetan telah menggoda dan membisikan kepada Adam secara langsung (yang ditulis tebal). Namun dalam Perjanjian Lama, ular (syetan) pertama menggoda Hawa, kemudian Hawa membujuk Nabi Adam untuk memakan buah khuldi yang akhirnya Adam ditegur oleh Tuhan karena telah menuruti dan tergoda ucapan istrinya yang akhirnya menyebabkan ia terusir dari surga. Namun dalam al-Qur’an kedua-duanya telah ditegur oleh Allah swt, karena baik Nabi Adam maupun Hawa telah tergoda oleh sumpah palsu syetan. Lihat dalam al-Qur’an sejak semula syetan telah menggoda Adam dan Hawa dengan mengatakan ‘kalian berdua’ (karena dalam ayat tersebut menggunakan ‘dhamir mutsana’, yaitu kata ganti orang yang menunjukkan dua orang) ), bukan syetan hanya menggoda kepada Hawa, lalu Hawa menggoda Nabi Adam:

“Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua”. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. (al-A’raf 19-21)
Kesimpulan:

· Dalam al-Qur’an Hawa bukanlah penyebab Nabi Adam as terusir dari surga, akan tetapi sejak semula Nabi Adam as pun sebagaimana Hawa telah tertipu oleh sumpah palsu syetan.

· Sumpah palsu ialah; pertama, syetan telah bersumpah bahwa tidaklah Allah swt telah melarang Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi melainkan karena Dia tidak ingin mereka kekal seperti para malaikat. Kedua, syetan bersumpah bahwa ia melakukan hal ini hanyalah demi kebaikan mereka berdua.

· Karena kedua-duanya telah bersalah maka Allah swt menegur kedua-duanya.

· Namun dalam kitab Perjanjian Lama, pertama syetan (yang dalam kitab tesebut disebut ular) menipu Hawa, kemudian Hawa menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi.

· Oleh karena itu, setelah Tuhan mengetahui pelanggaran atas pelarangannya, pertama Tuhan menegur Adam. Sewaktu Tuhan menegur Nabi Adam karena kesalahannya, Nabi Adam mengatakan bahwa perempuan yang Engkau ciptakan untuk jadi temanku (Hawa) yang telah membujukku untuk memakannya. Jadi, secara tidak langsung Hawa sebagai penyebab ia berbuat salah dan akhirnya terusir dari surga.

· Setelah itu, kemudian Tuhan menegur Hawa, kenapa telah menggoda Adam untuk memakan buah terlarang?

· Oleh karena itu, secara tidak langsung menurut kitab Perjanjian Lama Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga, sebagaimana yang selalu kita dengar selama ini.

Sumber:

Al-Qur’an

Perjanjian Lama (Taurat) edisi bahasa Arab.

TafsirMizan karya Allamah Thabathabai’

TafsirTasnim, karya Ayatullah jawadi Amuli

TafsirNemuneh, Ayatullah Makarim Syirazi

Catatan:

· Kenapa Hawa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para Makhluk hidup (maksudnya manusia). Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup.

· Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq ia berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah.

Bagi yang dapat memahami bahasa Arab dapat langsung merujuk sendiri kepada 2 sumber (al-Quran dan Perjanjian lama edisi Arab) tersebut. Sebenarnya saya ingin sekali melihat kitab aslinya yang berbahasa Ibrani, namun percuma saja, karena saya sendiri tidak bisa memahami bahasa Ibrani. Saya pun telah berusaha men-search kitab Perjanjian Lama yang berbahasa Indonesia di internet, khususnya yang berkaitan dengan pembahasan ini, namun tidak mendapatkannya. Jalan terakhir saya menggunakan rujukan saya ke kitab Perjanjian Lama edisi bahasa Arab dan Persia.
(Argumen Teks Penguat Terakhir)

Namun begitulah kenyataannya di berbagai ayat-ayat suci al-Quran, pedoman primer orang yang mengaku sebagai muslim. Sepintas, sepertinya saya ini sangat berambisius sekali mengafirmasikan bahwa bukanlah Hawa yang telah membuat Nabi Adam as terusir dari surga, seperti mitos yang kita dengar selama ini. Mitos yang tidak bersumber dari sumber-sumber primer dan sekunder kaum muslimin yang dapat dipertangggungjawabkan melalui jalur ilmiah. Sebagaimana pada artikel-artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang tema ini dengan melihat pandangan al-Qur’an dan kitab Perjanjian Lama dengan membuat perbandingan di antara keduanya. Konklusi dari kajian komparatif antara kedua kitab suci ini ialah bahwa dalam kitab Perjanjian Lama, Hawa (Eva) sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam as dari surga. Sedang kitab suci al-Qur’an dengan tegas telah menafikan hal itu, dan menganggap Setan sebagai penyebab terusirnya mereka.

Ketika saya membuka-buka kembali kitab suci al-Quran, mata saya tertuju pada surat al-A’raf ayat 27 dimana dengan sangat gamblang menjelaskan tentang hal ini. Dalam ayat ini, Allah swt mengatakan bahwa Setanlah yang telah mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga; “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman”.

Al-Qur’an dengan sangat jelas mengatakan bahwa Setan-lah yang telah mengeluarkan ibu-bapa manusia yakni Adam as (dan Hawa) dari surga, bukan Hawa, ibu kaum manusia. Dan ketika kita dapati beberapa hadis-hadis –yang tidak ada jaminan kebenaran dan keterjagaannya dari pendustaan- yang sebagai sumber sekunder (pasca al-Quran) yang bertentangan dengan al-Quran yang dijamin keotentikannya dan keterjagaannya dari pendustaan, maka saya kira sepakat semua kelompok muslimin dalam menindaklanjuti hadis-hadis israiliyat semacam itu, membuangnya jauh-jauh dari ensiklopedia hadis Nabi saww.

sumber:[Euis Daryati, mahasiswi Pasca Sarjana jurusan Tafsir al-Qur’an]

Next...

Kamis, 15 Juli 2010

Robot Pelayan

Anda yang berkeluarga dan memiliki pembantu pasti lah memiliki harapan untuk mendapatkan pembantu rumah tangga yang setia, tidak mudah cape dan menurut. Ada jawaban untuk kebutuhan satu ini yaitu sebuah ROBOT.


Ada robot baru yang cukup canggih sehingga bisa melakukan beberapa hal yang biasa dilakukan pembantu rumah tangga. Biasanya robot hanya berfungsu untuk 1 macam, tetapi kali ini robot satu ini lebih canggih karena bisa mencuci gelas, piring serta membersihkan lantai dengan vacuum cleaner.

Robot ini bisa belajar mencuci macam-macam perabot rumah tangga, baik panci, gelas, atau piring karena para periset Universitas Tokyo telah melengkapinya dengan simulasi video game serta human motion capture untuk robot ini. Robot ini juga telah dilengkapi sensor untuk mengenali lingkungannya sehingga
dapat bergerak bebas serta tak ketinggalan sarung tangan anti air supaya robot ini tidak rusak kena air melulu .
Coba kita lihat aksi robot ini di gambar-gambar berikut:

Next...

Rabu, 14 Juli 2010

Kumpulan Tips dan Beberapa Doa Doa

Hidup ini kadang membuat kita strees karena kita sering kali di hadapkan pada
masalah-masalah yang timbul di kehidupan kita,dan terkadang masalah sangat mengganggu
kehidupan kita seperti tidur tidak nyaman, kualitas kerja yang tidak baik,emosional
dan lain sebagainya,cara agar kita hidup tenang yaitu ada beberapa hal yaitu:

1. Bekerja dengan baik,mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang di tugaskan.
2. Tidak membawa masalah ke tempat lain,selesaikan masalah yang ada tanpa menunggu nunggu
waktu lagi
3. Tidak banyak berhayal apa yang kita inginkan karena itu hanya akan jadi beban buat kita.
4. Bekerja keras karena hanya dengan cara tersebut dapat tercapai apa yang kita inginkan.
5. Tidak perlu memikirkan dengan apa yang akan terjadi besok atau lusa.
6. Berpikir bagaimana nanti, jangan nanti bagaimana karena jika berpikir nanti bagaimana
itu akan mendorong kita untuk berkhayal dan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan kita.
7. Percaya dan yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak sesuai dengan
kemampuan kita,jadi cobaan apapun harus kita syukuri dan lalui.
8. Selalu beribadah kepada Tuhan karena dengan ridhonya segala sesuatu bisa terjadi
9. Hormati rekan maupun saudara kita
10. Jangan membiasakan diri untuk membicarakan orang lain.
11. Positif thinking

Berikut ada beberapa doa doa untuk segenap umat muslimin wal muslimah...
KASIH SAYANG DAN PETUNJUK
"Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wa hayyi’lanaa min amrinaa rasyadan".
Artinya: Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami. (AL Kahfi:10)

DIBERI KEPUTUSAN YANG ADIL
"Rabbihkum bil haqqi wa rabbunar rahmaanul musta’aanu ‘alaa maa tashifuuna".
Artinya: Ya Tuhanku, berilah keputusan yang adil dan Tuhan kami adalah Tuhan
Yang Maha Pemurah dan yang dimohon pertolongan-Nya apa yang kamu pinta (kepada-Nya).
(Al Anbiya:112)

KEDUDUKAN YANG BAIK
"Rabbi adkhiinii mudkhala shidqin wa akhrijnii mukhraja shidqin waj’al lii min la dunka
sulthaanan nashiiran".
Artinya: Ya Tuhanku, masukanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah aku
secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong.
(Al Isro’80)

Selamat mencoba semoga hidup anda menjadi tenang setelah menerapkan apa yang yang di uraikan di atas,Terima kasih.

Next...

Kamis, 08 Juli 2010

7 Tingkatan Neraka

NERAKA berasal perkataan Ibrani bermaksud unggun api menjadi tempat seksaan Allah yang dikhususkan untuk golongan ingkar kepada perintah-Nya ketika di dunia.

Di neraka, orang kafir termasuk golongan yang ingkar perintah Allah diseksa sebagai pembalasan seperti dijanjikan Allah SWT dalam firman bermaksud:

“Wahai orang beriman jagalah dirimu, keluargamu daripada api neraka. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Sedangkan penjaganya adalah malaikat yang gagah lagi bengis. Mereka tidak menderhaka Allah, mereka melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya.” (Surah At-Tahrim: 6)

Api neraka berjuta kali panasnya berbanding api di dunia. Jika api itu jatuh ke bumi, walaupun sebesar hama, hancur lebur dunia ini. Itulah kepanasan api neraka yang tiada tolok bandingnya.

Tujuh nama neraka menanti golongan yang mendustai dan mengingkari perintah Allah SWT. Pembahagian tingkatan neraka menurut Syeikh Dahak Al-Ahbar yang kemudian dipersetujui ahli tafsir dan Usuluddin, antaranya Syeikh Qurthubi dan Imam Al-Ghazali ialah:

* Neraka Jahanam. Tingkat teratas. Neraka ini bermula dari tingkat paling atas sehingga ke terakhir (bawah). Ia seburuk-buruknya dan penghuni kekal di dalamnya.

Firman Allah SWT bermaksud: “Katakan kepada orang kafir; nanti kamu akan dikalahkan oleh orang Islam dan dihimpunkan kamu dalam Neraka Jahanam. Di sanalah tempat seburuk-buruknya.” (Surah Al-Imran:12)

Begitu juga dalam surah An Nisa, ayat 169, Allah SWT berfirman: “Orang kafir dan orang aniaya, mereka tidak diampunkan Allah dan tidak pula ditunjukkan jalan melainkan ke Neraka Jahanam. Mereka kekal dalam neraka itu selamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”.

* Luza adalah tingkat kedua yang dihuni pendusta agama Allah dan berpaling daripada ajarannya.

Firman Allah bermaksud: “Sebab itu Kami beri khabar menakut kamu dengan Neraka Luza (neraka yang menyala-nyala). Tiada yang masuk ke dalamnya melainkan orang celaka, iaitu orang mendustakan agama dan berpaling daripadanya.” (surah Al-Lail: 14-16)

* Hathamah ialah neraka tingkat ketiga tempat mereka yang lalai dalam mengerjakan perintah Allah kerana dipengaruhi harta dunia.
* Sair ialah tingkat ke empat neraka dihuni mereka yang makan harta anak yatim. Mata dan telinga mereka menjadi buta dan pekak manakala kulitnya tebal seperti Jabal Uhud.
* Saqru ialah neraka tingkat kelima, antara penghuninya ialah orang tidak bersolat, percaya kepada perkara bidaah, tidak memberi makan orang miskin dan tidak percaya kepada Hari Pembalasan.
* Jahim neraka tingkat keenam. Penghuninya melakukan dosa besar seperti berzina, membunuh, mendustai agama Allah dan minum arak.
* Hawiyah ialah neraka paling bawah menempatkan orang memusuhi Nabi. Walaupun neraka ini paling bawah, apinya sangat panas. Firman Allah SWT bermaksud: “Siapa yang ringan timbangan, dia dilemparkan ke Neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah? Ia adalah api yang sangat panas.” (surah Al-Qariah: 8-11)

Next...

30 Kesalahan Dalam Shalat

"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."
(HR. An Nasa'I : 463)

Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa memubat amalan shalatnya tidak sempurna.
kami akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan
Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,
, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)


2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki
Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

3. Tidak tuma'minah dalam shalat
Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisitersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."

4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.

5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.
Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari)

6. Berdiri untuk melngkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku', sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

7. Melafadzkan niat.
Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma'ad "Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.

8. Membaca Al-Qur'an dalam ruku' atau selama sujud.
Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an selama ruku' atau dalam sujud." (HR. Muslim)

9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi". (HR. Muslim)

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, "Allah tidak menerima shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)". (HR. Ahmad)

12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu'an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم". Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.
"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian".

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".

19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari dan Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, "Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.

21. Melatakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".

24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم , "Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم "Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :
A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, "Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu." (HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : "Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم "Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut." Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55)

Dirangkum dari
"40 Kesalahan Shalat oleh Syaikh Muhammad Jibrin & Al Qaulu Mubin fi Akhthail Mushallin, Syaikh Mansyhur Hasan Salman.
Dan Diterbikan Oleh Al-Amin Publising

Next...

Jeritan Siksa Dari Alam Kubur

Ini adalah kali kedua saya mendengar ceramah yang isinya tentang Dr Azzacov, seorang geolog. Di Siberia sana, menggali sampai kedalaman 14,4 km dan menemukan suara-suara orang yang kemudian dianalisis sehingga dan kemudian disimpulkan itu adalah suara dari neraka atau minimal siksa kuburlah.

Bahkan suaranyapun diperdengarkan kepada sejumlah jamaah. Saya juga sudah mendengar ini untuk kesekian kalinya, tapi untuk kali ini terasa berbeda, sebab diceramahkan di Mekkah, di Tanah Haram. Menjadi bagian dari pesona keagungan Allah yang memperlihatkan bagian dari kekuasaanNya untuk diperdengarkan pada Dr Azzacov, kemudian dilantunkan kembali oleh ustad kami di sebuah apartemen tempat kami dalam perjalanan haji.

Cerita ini bahkan beberapa kali diulas oleh berbagai site dan media Islam. Saya sendiri tidak pernah terlalu tertarik pada ulasan begitu dan biasanya langsung saya lewati saja. Saya berpendapat bahwa semua yang berkenaan dengan gambar kebesaran Allah melalui sajian tulisan, pohon rukuk, tomat bertuliskan Allah, Suara Azan di bulan, atau neraka dalam perut bumi, atau sejenis-sejenisnya adalah hoax. Kebohongan atau kerjaan setan (setan dari golongan jin atau setan dari golongan manusia). Jadi, menanggapinya, memikirkannya adalah buang-buang waktu saja.

Ada beberapa alasan mengapa saya tidak merasa perlu percaya :

1. Wahyu Allah yang datang kepada Nabi terakhir berlandaskan tauhid dan akal sehat. Kita diwajibkan mempercayai yang ghaib, mengimani kampung akhirat dan hari berbangkit dengan penjelasan cukup rinci dalam Al Qur’an dan sebagian penjelasan dari Hadits. Al Qur’an lebih mengetengahkan berpikir dan beriman sebagai derajat lebih.
2. Nabi Muhammad, meskipun pada beberapa hadits memiliki hidayah untuk melihat/mengetahui hal-hal yang ghaib ataupun supernatural dan mendapatkan rahmatNya untuk melakukan perjalanan super dahsyat ke Sidratul Muntaha, namun dalam melaksanakan tugas kerasulannya tidak diberikan kekuatan-kekuatan ajaib yang neko-neko. Nabi tidak bisa menghidupkan orang mati, seperti dilakukan nabi Isa. Terluka ketika perang Uhud.

Jadi, dari dua hal pokok di atas, terlebih kalau kita membaca ayat-ayat suci (meskipun hanya terjemahannya yang bisa dimengerti lebih baik), terasa sekali kekuatan logika, pelajaran berpikir sebagai bagian dari energi kesalehan, yang harus dipelihara. Dengan konteks ini, maka saya lebih menganggap bahwa Allah tidak lagi akan menunjukkan keberadaanNya melalui cara-cara yang sudah tidak sesuai dengan jamannya lagi.

Saya lebih cenderung berpikir bahwa Allah mengajak manusia di akhir jaman untuk melihat keagunganNya, mengenalNya melalui ilmu dan pengetahuan, melalui tataran sains dan penciptaan, dan juga pada manusia itu sendiri seperti yang Dia jelaskan dalam ayat-ayatnya yang bertaburan logika dan pemantapan ilmu. Bahkan, menurut saya cahaya Al Qur’an semakin tampak jelas dengan semakin dalam dan luasnya ilmu, teknologi yang berhasil diraih kebudayaan manusia.

Pemahaman manusia di masa kini kepada ayat-ayat suci akan lebih cerah dan jernih dibanding saat Al Qur’an diturunkan atau beberapa abad kemudian. Mungkin dan sangat mungkin abad ke 21 ini pun belum sampai pada puncak peradaban pemahaman Al Qur’an, namun setidaknya dari beberapa kesesuaian sains cahaya Al Qur’an kian nampak. Bahkan dari beberapa sisi, sangat tampak pula bahwa sains masih terlalu kerdil pula dibanding penjelasan Al Qur’an.

Ada sebagian yang berpikir bahwa sains jangan dibawa ke dunia wahyu Illahiah. Menurut saya malah nggak begitu. Sains masih merupakan variabel kecil saja yang menunjukkan kebenaran Al Qur’an. Al Qur’an menunjukkan arah-arah akan kebenaran sains dan boleh jadi di suatu masa, sains bisa memiliki akselerasi lebih baik justru dengan memahami wahyu dari Al Qur’an. Sains justru masih terbata-bata meskipun sudah menjelang ujung ilmu pengetahuan. Pembahasan jagat raya statis, kemudian dikoreksi bahwa jagat raya meluas. Al Qur’an sudah menjelaskannya sejak dari dulu.

Bukan hanya sains, tapi juga fungsi-fungsi sosial terdefinisi jelas dalam Al Qur’an. Misalnya, keseimbangan al Qur’an mengenai kata-kata tertentu, bilangan 19, dan lain-lainnya hanyalah awal dari pemahaman baru, mengapa sampai Allah menantang ciptaanNya : buatlah ayat seperti al Qur’an kalau kamu memang benar.

Jadi, di akhir masa ini kiamat yang sudah tinggal sedikit lagi saja, saya berpikir bahwa Allah tidak akan lagi mengeluarkan bagian-bagian ilmuNya dengan cara-cara yang manusia akan berpikir ajaib, menyampaikan melalui pembukaan hijab-hijab yang dianggap mujizat sehingga manusia percaya pada keagunganNya. Iman dan akal adalah paduan sempurna untuk memahami ayat-ayatNya.

Kembali ke suara dari siksa kubur atau neraka Dr. Azzacov yang diceramahkan sebagai bagian dari “pemerkuat keimanan” dengan hoax. Menurut saya justru yang terjadi adalah sebaliknya. Yang mempercayai, akan kembali kepada dunia klenik lagi. Mencoba memahami konsep Alam Kubur dari sisi Al Qur’an tentunya lebih terjamin dari sudut keimanan. Menutup pintu akal dan iman, menjadi percaya keagungan Allah sambil bersekutu dengan setan. Bukankah nabi tidak mengajarkan ummatnya untuk mencontoh dan percaya hal-hal yang biasa terjadi sebelum kehadiran Nabi Muhammad?, begitu juga yang jelas kita baca dalam rangkaian ayat-ayat. Bukankah begitu banyak disampaikan : apakah kamu tidak memikirkannya?, pelajaran bagi orang yang berakal?.

Dunia kita masih dipenuhi sajen, ngelap berkah, dan hal-hal sejenisnya. Dunia dimana akal dikesetkan dan logika masuk tong sampah. Padahal sudah ditegasi berkali-kali, mereka itu tak bisa memberikan manfaat dan mudharat bagimu.

Dengan segala akal, tentu saja saya percaya bahwa saqar (kiamat) itu ada, neraka dan surga, hari pembalasan, malaikat, dan hal-hal ghaib itu diimani. Seperti juga berusaha memahami, bahwa ternyata alam semesta ini terbentuk dari energi, bahwa ternyata sebagian besar universe ini ternyata dibentuk oleh materi gelap. Dan percaya bahwa para fisikawan teoritis masih bergelut dengan pendekatan-pendekatan kuantum untuk memahami proses penciptaan. Ilmuwan boleh jadi akan mengubah lagi teorinya, dan Al Qur’an akan menunjukkan lagi tingkatan kebenarannya. Saya tak ragukan ini.

(Catatan Perjalanan Hajj 4)

Next...

Kamis, 01 Juli 2010

Orang "Mati" Membuktikan Dirinya Masih Hidup

Seorang pria di Afrika Selatan dimasukkan daftar orang meninggal oleh petugas setempat secara keliru. Diapun menghabiskan waktu selama empat tahun untuk membuktikan dirinya masih hidup agar bisa mendapatkan paspor, membeli mobil dan mengganti status janda istrinya.

Claude Pretorius bekerja keras untuk memperbaiki kerja birokrat yang salah sejak tahun 2006, ketika dia mengetahui, saat mengajukan pembuatan paspor, Departemen Dalam Negeri memasukkannya ke dalam daftar orang yang meninggal.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak bisa membuat paspor karena saya sudah meninggal," ujar pria yang berasal dari Johannesburg itu, seperti dilansir BBC, Kamis (1/7/2010).

Pretorius pun harus bersumpah dengan tertulis kepada polisi untuk meyakinkan bahwa dirinya masih hidup dan mendapatkan nomor identitas baru, agar dia bisa membeli mobil baru.

Tapi masalahnya muncul kembali saat ia ingin mendaftarkan mobilnya ke departemen lalu lintas.

"Saya mengetahui bahwa status saya sudah meninggal kembali," ujarnya.

Tiga minggu lalu dia mendapatkan surat peringatan karena dia belum mendaftarkan mobilnya.

"Bagaimana mungkin saya untuk membeli mobil baru, tapi beberapa menit kemudian saat saya ingin mendapatkan surat izin, saya dinyatakan meninggal," ujarnya.

Istrinya tidak bisa membantu secara hukum, karena secara resmi dia sudah dinyatakan menjadi janda.

Next...